CODE : DANGEROUS



Pengalaman mengerikan itu berawal dari pendaftaranku ke STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara). Berbagai tesku jalani dan satu-persatu lulus dengan mudahnya.  Padahal aku ini seorang perempuan, tes fisik maupun tes akademis tidak masalah bagiku. Tahun pertama kuliahku, entah aku ini beruntung ataukah sial, aku mendapat tugas yang sangat penting. Dokumen Negara telah dicuri dan semua datanya ada seorang hacker professional yang terkode. Aku harus melacak keberadaan hacker itu dan memecahkan kode di laptopnya. Aku tidak sendiri karena aku seorang perempuan. Aku ditemani oleh seorang senior laki-laki, Leon.
Bogor 08:12
            Kabarnya hacker itu masih ada di Bogor. Tak kusangka semua petunjuk mengharuskanku mengelilingi kota Bogor. Aku mencari tau profil si hacker tapi dengan semua kemampuan aku hanya bisa menemukan satu website bernama Davinci yang terhubung dengan twitternya, @DLx. Websitenya terkode, sebenarnya ini mudah diatasi dengan melacak alamat IPnya. “Ini tidak mudah, mau tidak mau kita harus mencari keberadaannya. 9 kode…” kata Leon. “tapi bukankan soal mencari bukankah itu tugas seorang detektif atau apa lah …” ungkapku. ”Sudahlah, ini tugas rahasia. Lebih baik kita jalankan saja” ungkapnya memotong kata-kataku. Aku hanya diam saja, dia termasuk senior yang paling dihormati dikampus.
Jl. Raya Bogor 10:16
            Berawal di sebuah ruah di Jl. Raya Bogor disana si hacker tinggal sebulan lalu. “Rumah ini sekarang kosong ?” tanya Leon.
”ehm..” jawabku.
“berantakan sekali dan menyeramkan !” ungkapnya.
“Hah ?, apa kau takut hantu ?, lihat wajah takutmu itu !, hahaha…” ejekku.
“Dasar kau, aku tidak takut !. Itu hanya waspada !”
Daripada rasa takut, Aku rasa Leon lebih menunjukkan sikap khawatir. Apa yang dikhawatirkannya ?, apa dia takut kalau misi ini tidak berjalan lancer ?, aku tak tau dan aku hanya mau focus ke misi.
            Aku melihat ada sebuah amplop coklat penuh tulisan angka dan huruf. Ini hanya tulisan biasa tapi aku menemukan rangkaian angka. “101235….bukankan ini bisa menjadi tanggal ?. Januari, 2015 ….” Spekulasiku. “Tanggal 23, coba buka amplopnya” tanggap Leon. Ada sebuah tutup flasdish warna biru tua dan aku rasa itu merek Kingston dan ditutup itu ada tulisan berbentuk huruf D besar, kode 1.
            Hari-hari berikutnya kami terus mendapat petunjuk- pentunjuk yang sangat sulit kami pecahkan. Sebagian dari 8 kode yang sudah kami temukan dipecahkan oleh Leon. Sepertinya Leon tau segalanya tentang Kota Bogor ini. Kode 2, huruf S di sebuah bangku sekolah di SMP Islam Al-Muklisin. Kode 3, E, di poster biasa yang salah satu huruf e besar-nya di tulis dengan tangan di sebuah halte di dekat Istana Bogor. Kode 4, N, di kertas sticky notes di sebuah lampu di Kebun Raya Bogor. Kode 4 sampai 8, R,U,G,A, ada di tembok-tembok di jalanan dekat STSN. Setiap kami memecahkan kode, di website si hacker akan muncul gambar tempat dimana kode itu ditemukan. Ini seperti sudah direncanakan sebelumnya, hacker itu tau gerak-gerik kami.
Asrama STSN 18:53
            Leon dan aku terkejut kenapa petunjuk selanjutnya ada di Asrama STSN dan ada dikamar salah satu mahasiswa putri, disini aku harus mencarinya sendiri tanpa Leon. Disana ada Lami kembaran Leon Apa mungkin Lami ?. Kejahatan seperti ini tidak akan bisa kalau tidak dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli. Tidak ada bedanya dengan Leon, Lami adalah mahasiswa terbaik dan sangat disegani bahkan aku menyeegani. Diam-diam kubuka laptop di atas meja dan menuju tempat diluar jangkauan orang-orang.
            Laptopnya terkunci password dan aku mencoba memecahkan passwordnya. Setelah lama passwordnya adalah lastl4stO. Kode terakhir O. Huruf sebelumnya D-S-E-N-R-U-G-A-O, ini DANGEROUS. Kubuka website hacker itu, kumasukkan kode yang sudah aku dapat dan dapat terbuka. Betapa terkejutnya aku, dokumennya…, dan pelaku sebenarnya bukan Lami melainkan kembarannya, Leon. Apa ini jadi Leon hanya membantuku untuk memperoleh hasil curiannya yang hilang dari kembarannya sendiri. Rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya saat itu juga. Aku tidak punya keberanian, aku menuju kamarku tanpa sepengetahuan Leon dan mengemasi barang-barangku dan melarikan diri ke Jakarta dengan dokumennya ditanganku. “Dasar payah…” aku menangis disepanjang perjalanan.
Jakarta 15:30
Masih terbayang-bayang bagaimana aku bisa melarikan diri gara-gara hal konyol itu. Bisa dibilang sekarang ini, aku sedang bersembunyi di sebuah apartemen sederhana. Aku berusaha membuka mataku setelah tidur siangku yang panjang. Kubuka tirai kamarku dan cahaya mataharipun langsung masuk menghangatkan apapun yang ada dikamarku. Aku mengecek pesan di ponselku. ‘Tidakkah kau ingin pulang ke Bogor ?, pihak Sekolah tidak akan mengeluarkanmu ! –Diani’, aku terhenyak.
            Aku merindukan kotaku, sudah setahun ini aku meninggalkannya. Bukannya tidak mau untuk pulang tapi pengalaman mengerikan itu menjadikanku enggan untuk pulang. Tapi hari ini aku memutuskan kembali. Aku muak menjadi seorang yang terpuruk dan aku akan mengungkapkan semuanya tentang dokumen itu.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hai, nama saya Iva Jaziilatur Rohmah. Seorang gadis yang terobsesi dengan dunia seni dan design. Seperti judul blog saya "Delight", saya harap pembaca dapat memperoleh banyak kesenangan dan sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapi. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita. Semoga bermanfaat dan enjoy this blog !

0 comments:

Post a Comment