HARD EFFORT


          “Lebih kuat, lebih gigih, dan lebih berusaha keras”. Itulah kata-kata yang selalu terngiang-ngiang di telingaku. Rasanya ingin sekali curhat pada seseorang, tapi pada siapa ?. Kalau ke orang tua, ujung-ujungnya pasti dimarahi atau diomeli seharian. Kalau ke teman itu berbahaya, bukan bermaksud tidak mau. Tapi jika aku curhat kepada mereka nanti pasti mereka kurang bisa menjaga rahasia. Tapi pada dasarnya titik permasalahannya adalah di situ, aku memang sulit berkomunikasi.
            Akhir-akhir ini, tepatnya 6 bulan lalu hidupku berbeda lagi. Berbeda dari kehidupan luarku, berbeeda dengan kehidupanku di kelas sebelumnya di kelas 10. Pokoknya hidupku sangatlah berbeda. Hidupku sagat keras, keras sekali untuk pelajar standart sepertiku. Sebenarnya tepat sekali kalau pihak sekolah menempatkanku di kelas yang biasa saat kelas 11 IPA ini, awalnya. Tapi aku punya sedikit masalah dengan orang-orangnya. Mereka terlihat enjoy. Dalam pelajaran aku kira sama dengan orang-orang kelasku dulu, dan diluar pelajaran pasti ramai sendiri,dan aku tak tau apa lagi kata-kata yang pantas untuk mereka. Aku yakin saat itu, lama-kelamaan pasti aku akan terbiasa. Tapi tidak, Aku sudah menyerah diawal. Ah…,bodohnya aku.
            Suatu saat seorang, ah tidak…beberapa orang, mereka membujukku habis-habisan. Bahkan orang tuakupun setuju. Apakah bujukan itu ?, pindah kelas ke kelas teratas di jurusan IPA. Kelas yang kedudukannya tertinggi itu (dalam pelajaran). Dan dengan terpaksanya aku menerima tawaran itu. Hari pertama masuk, Kesan pertama adalah DIAM. Tidak apa-apa, aku menyukai suasana tenang walau semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
            Aku membayangkan bagaimana jadinya aku bisa pindah ke kelas yang orang-orangnya adalahorang-orng penyendiri. Enaknya disini adalah di awal semester orang-orang disana mudah sekali diajak ngomong dan mau berteman dengan orang sepertiku sampai sekarang. Ternyata orang yang pintar itu lebih setia untuk dijadikan teman, walau tidak semua. Karena yah…, orang pintar kebanyakan egois.
            Dari sisipelajaran, isi otakku hamper habis karenanya. Mungkin prinsip mereka adalah mereka enggan membagi pengetahuan mereka kepada pelajar yang kurang mampu (dalam pelajaran) sepertiku. Mereka beranggapan kalau semua orang harus mengandalkan dirinya sendiri entah itu di bidang apa saja,PELIT. Yah jadinya, hari-hariku dipenuhi dengan belajar, belajar dan belajar. Aku benar-benar mengandalkan diriku sendiri. Hasilnya aku banyak melkukan kesalahan. Sebelumnya aku hanya berdebar-debar karena maju ke depan kelas, tapi kali ini latihan sekecil apapun aku akan mulai berdebar-debar, TAKUT.
            Aku berusaha keras sekali, sampai-sampai aku ikut bimbel. Kalau masalah bimbel, itu adalah keinginanku dari dulu. Tapi, aku rasa usahaku belum bisa disebut ‘Usaha Keras’ yang sesungguhnya. Aku msih lemah di beberapa pelajaran khususnya yang berhubungan dengan eksak. Sebelum berada di kelasku yang sekarang ini, aku sudah membayangkan kesulitan ini, mengerikan sekali. Sampai-sampai masuk dalam mimpi dan menjadi mimpi buruk bagiku. Dan benar saja itu terjadi, déjà vu.
            Aku tidak menceritakan detailnya, itu terlalu sakit nanti. Langsung saja ke hari yang bersejarah bagiku, pembagian RAPOR. Setidaknya aku harus dapat peringkat tengah atau setidaknya lebih baik dari nomor absenku, 27. Jeng…jeng…jeng dan bagaimana hasilnya ?, setelah aku tau hasilnya aku hanya menunduk tapi aku masih bisa tersenyum sedikit. 25, ya itulah peringkatku. Lebih baik dari nomor absenku walau idak dapat peringkat tengah. Lalu untuk apa aku tersenyum ?, nilai rata-rataku meningkat dari sebelumnya walau hanya 0,9 perbedaannya.
            Raporku adalah bukti kalau kata ‘Usaha Keras’ belum kucapai, SEDIH. Untuk beberapa hari aku kehilangan semangatku. Sekarang aku mulai berpikir lagi, bagaimana caranya mendapatkan ‘Usaha Keras’ yang sesungguhnya. Aku menjalani hidupku dikelasku sekarang ini dengan perasaan yang tidak menentu. Tujuanku adalah meningkatkan nilaiku dan menghilangkan kemalasanku untuk belajar. Pergantian bangku atau rolling tidak masalah bagiku. Karena bagiku, individulisme orang disini akan tetap ada sampai aku lulus nanti. Aku tidak berani berjanji disini. Jika aku dapat menaikkan nilai rata-rataku lagi atau bahkan meningkatkan peringkatku maka aku sudah mencapai setengah dari ‘Usaha Keras’ itu. Dan Jika aku dapat msuk ke PTN favorit dengan jurusan yang aku inginkan maka barulah itu yang disebut ‘Usaha Keras’ yang sesungguhnya penuh.


150304 #zii

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hai, nama saya Iva Jaziilatur Rohmah. Seorang gadis yang terobsesi dengan dunia seni dan design. Seperti judul blog saya "Delight", saya harap pembaca dapat memperoleh banyak kesenangan dan sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapi. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita. Semoga bermanfaat dan enjoy this blog !

0 comments:

Post a Comment